Assalamu'alaikum wrwb,
Sahabat Pembaca yang berbahagia.......
Izinkan saya berbagi tentang sebuah kondisi dalam diri kita yang sebenarnya sangat jarang disadari, tapi baru teringat disaat melihat orang lain mengalaminya. Kali ini note saya bercerita tentang seorang Bapak yang secara berkala sering membantu tugas Polisi di sebuah jembatan yang kebetulan sedang diperbaiki. Jembatan itu dikenal dengan "Jembatan Batang Toman" yang terletak di Kota Simpang Empat Kab. Pasaman Barat Prop. Sumbar, tempat saya dulu bertugas di sebuah Instansi Pemerintah. Jembatan tersebut rusak akibat abrasi sungai Batang Toman yang mengalir dari Gunung Talamau.
O ya .....Saya kembali ke Bapak yang saya ceritakan sebelumnya. Sebut saja nama beliau Pak R (nama asli dirahasiakan), Beliau setiap pagi sampai sore dengan "penuh percaya diri" membantu Polisi mengatur mobil untuk melewati jembatan darurat tersebut. Sekilas tidak ada yang ganjil dengan beliau, bahkan bagi yang belum kenal mungkin tidak percaya bahwa beliau sebenarnya adalah polisi palsu alias polisi dadakan. Hal tersebut wajar karena ketelatenan beliau dihargai dengan seperangkat pakaian lengkap layaknya polisi beneran oleh pihak Kapolres setempat, yah tentunya hadiah dari ketelatenan tersebut, dan ini harus dibedakan dengan orang lain yang sengaja berpakaian polisi tapi dengan niat kriminal atau polisi nyasar....hehe....
Tahukah sahabat siapa beliau? Ya gimana bisa tahu kalau ceritanya belum lengkap toh, hehe. Oke... lanjuuut. Bapak R, di kalangan masyarakat sekitar dikenal sebagai orang yang (baca dalam tanda kutip) bermasalah mental atau "kurang waras" atau dalam bahasa minangnya "lah kanai banang sahalai". Meskipun seabreg kata-kata untuk menggambarkan kondisi beliau, Pak R menurut saya sangat tidak pantas menerima embel-embel tersebut. Bagaimana tidak sahabat, seorang yang "disebut minus" itu begitu TERAMPIL dan TELATEN mengatur lalu lintas di jembatan tsb. Mohon maaf, saya menduga sahabat sepakat bahwa polisi yang sebenar polisi, atau polisi sungguhan saja TIDAK MAMPU meniru KETELATENAN beliau. Bahkan saya sekarang bertanya, apakah Sahabat bersedia melakukan hal yang sama dengan beliau, dengan status polisi polisian, bertugas membantu pekerjaan polisi sungguhan mengatur lalu lintas, atau apapun pekerjaannya, siang sampai sore dan tanpa pamrih? Sejujurnya hampir kebanyakan kita NGAK KUAAAAATTT !!!! Hehehe . K
Saya masih teringat suatu ketika, ketika mobil saya melewati jembatan tersebut, beliau berkata "Pak, hati-hati ! Ado lubang saketek". Artinya, "Pak, hati hati ! Disana ada lubang", sambil menunjuk ke arah bagian tengah jembatan yang ambruk akibat truk fuso yang saban hari lewat dengan muatan sawit yang berton-ton itu. Yang membuat saya terharu, beliau menuturkan kata-kata itu dengan bahasa tubuh yang sangat halus, ketika beliau menujuk jembatan, tapi bukan dengan telunjuk lhoo, tapi dengan jempol tangan kanan sambil sedikit tubuhnya miring ke depan, persis ketika kita melihat saudara di Jawa ketika mengucapkan kata "Monggooooo", dengan jempol tangan yang diayunkan. Sejenak saya berpikir "SubhanaAllah, Ya ALLAH..... bagaimana mungkin seorang manusia seperti beliau, yang kata sebagian orang "bermasalah" tersebut, tapi begitu sopan dalam tutur kata dan sikap (attitude)"? Pertanyaan-pertanyaan lain mengalir deras ke otak saya, sambil tidak hentinya nyebut keagungan penciptaNya.
Sahabat pembaca, setelah kejadian tersebut saya sering berpikir, dan pengalaman tsb saya sampaikan sebagai renungan di beberapa kegiatan Training/Pelatihan "Self Empowerment" yang saya adakan. Berangkat dari sebuah pertanyaan klasik, dalam konteks spritual "MAN ANA? WHO AM I...? SIAPA SAYA.....? Berdasarkan pendekatan NLP dan Hypnotherapy yang telah saya pelajari di berbagai training yang saya ikuti baik dari guru-guru langsung maupun guru-guru imajiner saya, saya memiliki sebuah kesimpulan, bahwasannya di dalam diri setiap manusia memiliki parts-parts (bagian-bagian) yang saling terhubung satu sama lain, dan masing-masing parts memiliki sebuah KOMPETENSI. Kompetensi tersebut dihubungkan oleh jalinan saraf saraf yang apabila distimulus dengan suatu aktivitas tertentu, sebagai olahan dari pikiran, emosi dan fisik, maka akan memunculkan suatu prilaku. (Waah kalau materi khusus ini hanya akan Sahabat dapatkan dalam kegiatan training NLP atau Hypno), karena tidak cukup untuk kita diskusikan disini.
Berdasarkan kepada cerita di atas, Bapak R mewakili suatu kondisi pengalaman seorang manusia yang sedang menjalankan kompetensinya sebagai seorang manusia. Kompetensi diri yang kita miliki sangat bergantung dengan apa yang sering kita LIHAT, DENGAR dan RASAKAN. Sejauhmanakah hal-hal yang kita LIHAT, DENGAR dan RASAKAN tersebut melahirkan kompetensi diri, selanjutnya memberikan pengaruh positif terhadap DIRI SENDIRI, bermanfaat untuk ORANG LAIN, teristimewa terhadap ZAT YANG MENCIPTAKAN DIRI. Sosok Pak R bagi saya adalah sosok teladan, sosok manusia terampil, sosok manusia yang mencintai dirinya sebagaimana dia mencintai Tuhannya.... SUBHANAALLAH.....SEMOGA saya dan Sahabat FB bersedia memodel beliau untuk aktivitas kehidupan yang memerlukan KOMPTENSI DIRI. Dalam bahasa agama, seringkali Ustaz menyampaikan 'LAKUKAN DENGAN HATI......."
Pak R sebagai bintang cerita dalam note ini telah SUKSES dalam episode kehidupan yang dibintanginya. Terkadang kita sebagai manusia lebih sering menilai orang lain..... terlupa melihat ke dalam diri. Semakin melihat ke dalam, maka cahayanya akan memantul keluar. Seperti iklan di TV itu lhoo.....Let's begin from inside, not from outside". Udah deeh....... capek ngomongin orang, ngomongin masa lalu orang, ngomongin prilaku orang....... NOW..... Ngomongin diri deh.....
#SalamPlong
MEDIYA PUTRA
Trainer, Terapis, Mediator
Komunikasi Hati Inst
Tidak ada komentar:
Posting Komentar